Setan adalah musuh bebuyutan manusia. Nabi Adam, bapak manusia, harus keluar
dari surga karena tergoda oleh bujuk rayuannya (Al-Baqarah: 36). Dikatakan,
setan akan memukul dan meyerang manusia dari segala arah, sehingga manusia tak
berdaya dan menjadi kufur kepada Allah. ''Kemudian saya (setan/iblis) akan
mendatangi mereka (manusia) dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur/taat.'' (Al-A'raf: 17).
Diingatkan agar umat Islam tidak mudah
mengikuti langkah-langkah setan. ''Hai sekalian manusia, makanlah yang halal
lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.'' (Al-Baqarah: 168).
Banyak cara yang dilakukan setan untuk
menyesatkan manusia. Pertama, menjanjikan kemiskinan, sehingga manusia menjadi
kikir (Al-Baqarah: 268). Kedua, menyuruh pada kejahatan, sehingga manusia lupa
kebaikan. Ketiga, menciptakan permusuhan di antara sesama manusia, sehingga
konflik dan perang terjadi di mana-mana (Al-Maaidah: 14). Keempat, meniupkan
angan-angan kosong, sehingga manusia malas berusaha dan bekerja keras (An-Nisa':
20).
Itulah berbagai tipu daya setan untuk mengganggu dan menjerumuskan
manusia ke lembah kehinaan. Dalam kitab Ihya' 'Ulum al-Din, Imam Ghazali
menggambarkan hati orang mukmin ibarat sebuah benteng, sedangkan setan ibarat
musuh yang akan merobohkan benteng itu. Maka untuk menjaga dan menyelamatkan
benteng itu, kata Ghazali, orang mukmin harus menutup semua jalan masuk atau
akses menuju benteng, sehingga setan tak dapat mendekat dan menguasainya.
Namun, lanjut Ghazali, tak mungkin seseorang bisa menutup akses ke
benteng itu bila tidak mengetahui jalan masuk atau pintu-pintunya. Ini berarti,
tugas pertama yang harus dilakukan adalah mengenali pintu-pintunya, lalu
menutupnya rapat-rapat sehingga musuh tidak bisa mendekat karena kehilangan
akses. Di antara pintu-pintu yang harus dikenali itu, menurut Ghazali, adalah
pintu amarah dan syahwat, pintu dengki dan iri hati, pintu makan minum secara
berlebihan, pintu cinta dunia, pintu tergesa-gesa, dan pintu buruk sangka kepada
sesama umat Islam.
Dalam ilustrasi lain, Ghazali menggambarkan setan
seperti anjing kelaparan yang selalu mendekat. Kalau hati kita kotor, dalam arti
banyak ''santapan setan'' di dalamnya, maka ia akan terus menyerang. Ia tidak
akan lari hanya dengan gertakan atau dengan membaca ta'awwuz atau hawqalah.
Tapi, kalau hati kita bersih, maka dengan hanya menyebut asma Allah, ia sudah
lari terbirit-birit.
Jadi, tipu daya setan sesungguhnya tidak
berpengaruh bagi orang takwa yang jiwa dan hatinya bersih. Firman Allah,
''Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuatannya atas orang-orang yang beriman dan
bertawakal kepada Tuhannya.'' (Al-Nahl: 99). Wallahu a'lam!
0 komentar:
Posting Komentar