Bila dicermati baik-baik, semua permasalahan yang terjadi di
Indonesia merupakan akibat lemahnya karakter masyarakat bangsa ini.
Rohis yang muncul di berbagai sekolah, terutama SMA, dapat menjadi
solusi pembentukan karakter yang kuat serta peduli akan kondisi bangsa.
Guna membangun karakter remaja idaman, kegiatan-kegiatan Rohis
menitikberatkan kegiatan-kegiatannya pada tiga sektor. Ketiga sektor
tersebut merupakan sektor pembinaan, sektor organisasi, serta sektor
pengaplikasian.
Pembinaan merupakan hal fundamental. Tak dapat disangkal bahwa output
yang sukses dihasilkan dari proses pembinaan yang baik serta lancar.
Pembinaan di Rohis bertujuan untuk membentuk karakter baik. Karakter
yang dibentuk berlandaskan pemahaman Islam yang baik, juga dapat
diterapkan sebagai manfaat dalam kehidupan nyata.
Layaknya organisasi pada umunya, Rohis pun memberi kesempatan para
remaja yang berkegiatan di dalamnya untuk mengembangkan potensinya dalam
bidang organisasi. Tahap ini merupakan pengembangan jiwa sosial para
aktivisnya. Proses pembelajaran ini akan bermanfaat, karena para aktivis
Rohis dituntut untuk tetap peduli pada kegiatan akademik disamping
kegiatan Rohis itu sendiri. Hal tersebut secara tidak langsung
mengajarkan para aktivis Rohis untuk mengelola waktunya dengan baik.
Komitmen, tanggung jawab, kesatuan, kepercayaan, rasa menghargai satu
sama lain, serta kepedulian menjadi poin-poin penting yang diharapkan
dapat tertanam dalam diri setiap aktivis Rohis.
Setelah mendapat pembinaan dan pemahaman bersosialisasi melalui
organisasi, para aktivis Rohis diharapkan mampu memberikan angin segar
bagi masyarakat. Ilmu yang didapat dari pembinaan dapat disalurkan
kembali ke elemen-elemen masyarakat untuk mengembangkan karakter
masyarakat. Pengembangan karakter diharapkan menjadi titik balik untuk
memajukan Indonesia. Dengan menerapkan karakter yang baik, contoh yang
baik pun akan semakin banyak bermunculan di masyarakat. Dari
pembelajaran organisasi, kepekaan sosial serta semangat menebar kebaikan
akan muncul pada aktivis Rohis. Sehingga keinginan untuk maju, serta
tolong-menolong membangun lingkungan sekitar akan selalu muncul.
Dibalik kegiatan-kegiatan pada ketiga sektor tersebut, ada tiga
komponen yang berperan menggerakkan roda kegiatan Rohis. Ketiga komponen
tersebut merupakan siswa, alumni, serta perangkat sekolah.
Siswa, sebagai tokoh utama, berperan sebagai pemeran langsung, yang
mengkolaborasikan ide-ide kreatif mereka untuk dilaksanakan dalam
lapangan kegiatan Rohis. Alumni berperan sebagai penjaga nilai. Tugas
utama alumni ialah mengembangkan para siswa untuk menjadi lebih baik
dari mereka sendiri. Mereka juga merupakan motivator yang siap membantu
mengarahkan para siswa, serta menjadi fasilitator bantuan yang
dibutuhkan siswa. Peran krusial pun dipegang oleh perangkat sekolah.
Sekolah merupakan pemegang kebijakan, yang memberikan kesempatan siswa
remajanya untuk berkreasi. Harmonisasi ketiga komponen tersebut akan
membentuk Rohis ideal. Sehingga regenerasi Rohis akan terus berjalan,
serta aktivitas pun akan berjalan berkesinambungan. Komunikasi yang
lancar antar ketiga komponen tersebut akan dapat mengembangkan kemampuan
terbaik semua pihak, juga mem-filter hal-hal miring semisal aliran sehat maupun tuduhan teroris.
Melihat latar belakang dilahirkan, dapat disimpulkan bahwa Rohis
benar-benar diperlukan. Karakter yang luar biasa akan memberikan pula
pengaruh yang luar biasa. Satu orang yang terbentuk setelah “sukses” di
Rohis akan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.
Coba bayangkan dampak yang akan terjadi pada ribuan lebih remaja yang
tersentuh Rohis. Masyarakat madani yang menjadi impian Indonesia tidak
akan lagi sekadar menjadi impian belaka.***
Wallahu a’lamu bishshawaab
Oleh: Fatih Gray
0 komentar:
Posting Komentar